Pengembangan Pariwisata Sumut Ke 33 Kabupaten/Kota

Home / Berita  / Pengembangan Pariwisata Sumut Ke 33 Kabupaten/Kota

Tak sedikit negara di belahan dunia bergantung terhadap pariwisata suatu daerahnya sebagai sumber pendapatan seperti dari pajak dan pendapatan lainnya untuk membangun negara tersebut,

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadis Budpar) Provinsi Sumatera Utara, Drs Elisa Marbun yang didampingi sekretaris Disbudpar, Avon syafullah Nasution diruang kerjannya senin mengatakan saat ini sedang melakukan pemetaan terhadap 100 destinasi tujuan wisata (DTW) di sumut. Pemetaan DTW mencakup ke seluruh 33 Kabupaten/ Kota.

Elisa menyampaikan sudah 177 destinasi tujuan wisata di Sumut, dan kemungkinan jumlah itu akan bertambah. Karena sembilan Kabupate/Kota belum diambil datanya,yakni Tebing Tinggi, Labuhan Batu Selatan (Labusel), Labuhan Batu Induk, Nias Induk, Nias Barat, Nias Kota, Binjai, Pakpak Barat.

Lanjut Elisa, setelah datanya sudah terkumpul dengan akurat maka akan diserahkan kepada Gubernur Sumatera Utara, H.T Erry Nuradi agar selanjutnya dipetakan 100 daerah DTW yang andal. “Memang sekarang kebanyakan yang kita data itu masih daerah pesisir timur. Dengan adanya pendataan DTW tentu akan lebih mempermudah para wisatawan mengunjungi daerah tersebut, “ujar Elisa”. Untuk mewujudkan itu semua, kata Elisa, ia tidak bisa bekerja sendiri melainkan butuh dukungan dari masing-masing pemerintah Kabupaten/Kota.

“Biarkan para wisatawan memilih tempat mana yang mereka inginkan, tugas kita memberikan pelayanan sebaik-baiknya, mulai dari akomodasi, transportasi dan juga makanannya.

Elisa menjelaskan, saat ini Disbudpar Provsu fokus utamanya di wisata halal, bagaimana wisatawan bisa nyaman apabila fasilitas ini belum ada. Jumlah wisatawan kita kebanyakan berasal dari Malaysia yang mayoritas muslim.

Karenannya, ia meminta dinas pariwisata khususnya di setiap daerah yang berdekatan dengan Objek Wisata Danau Toba agar siap menjadi tuan rumah yang baik.

sebab baik atau buruknya suatu tujuan wisata, bukan hanya bergantung pada dinas pariwisata provinsi. tapi juga kerja sama semua Stakeholder, Terutama dinas pariwisata Kabupaten/ Kota.

“Dari daerah jangan ada lagi ego sektoral, kita di provinsi tidak mempunyai objek wisata, sifatnya hanya promosi dan koordinasi, “pinta Elisa sembari menjelaskan”.

sumber : Medan Dialog