Prediksi Monaco of Asia 2017 Sambut Wisatawan dengan Senyuman

Home / Berita  / Prediksi Monaco of Asia 2017 Sambut Wisatawan dengan Senyuman

Pariwisata Danau Toba Panorama alam Kecamatan Baktiraja dengan Pulau Simamora dan Pulao Sihombing di Danau Toba, Sumut, kemarin. Danau Toba sebagai destinasi wisata nasional akan membuka peluang usaha baru untuk masyarakat setempat. (medanbisnis/ck 10)

MedanBisnis – Samosir, Humbahas. Pulau Samosir di tengah Danau Toba akan menyambut arus wisatawan pada 2017 – dan sesudahnya – dengan kuliner Batak. Ada ikan panggang, ikan nainura (sushi-nya Batak), ayam panggang, itak nanihopingan (kue lepat terbuat dari tepung). “Dan itu halal,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir Ombang Siboro kepada MedanBisnis, Senin (26/12) silam.
Inilah, tourism experience (turis langsung merasakan). Mereka bahkan dapat ikut menari (manortor), berenang di Danau Toba, menggembalakan ternak, dan bertenun. “Saya yakin para turis akan rela menghabiskan uangnya asal dapat menikmati secara langsung ketimbang hanya menjual alam,” kata Siboro.
Barangkali itulah sebabnya angka kunjungan wisatawan ke Danau Toba cukup menjanjikan. Hingga November 2016 sudah mencapai 175 ribu orang.

Memang turis masih mengeluh soal kebersihan, selain juga minimnya gerai tempat menjual makanan halal. Para pemandu wisata pun kurang gemar bercerita, padahal bila cerita dikembangkan akan menambah masa tinggal wisatawan di Samosir. “Turis juga mengeluh tidak adanya list price (daftar harga) baik makanan maupun oleh-oleh,” kata Siboro.

Kini Pemkab Samosir sedang berikhtiar agar membangun tourism minded (berpikir pariwisata) di kalangan warga Samosir. Sudah ada road map (program) pelatihan pariwisata kepada para pelaku dan masyarakat dengan membentuk kelompok masyarakat sadar wisata, yang melibatkan tokoh agama dan adat lokal.

Memang, masih ada warga yang terbelenggu dengan stigma yang kurang ramah, dan tak terbiasa tersenyum. Namun Siboro yakin stigma itu perlahan akan ditinggalkan.

Siboro percaya pariwisata Danau Toba akan berkembang karena pemerintah pusat akan menyiapkan jalan tol Medan-Parapat pada 2019. Bandara Silangit pun menjadi bandara internasional. Presiden juga sudah membangun satu kapal ro-ro, membangun jalan lingkar Samosir serta dermaga pariwisata dan jembatan Tano Ponggol. Pemkab kemudian menyempurnakannya dengan membangun jalan langsung ke objek wisata.

Adanya fenomena masyarakat ramai-ramai menjual tanahnya kepada investor, menurut Siboro, masih terbilang hitungan jari. Pemkab pun sudah mengimbau warga agar tidak menjual lahannya, melainkan mengikat perjanjian kerjasama dengan investor.

Perda Pariwisata
Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) Dosmar Banjarnahor kini malah sedang menyiapkan Perda Pariwisata sebagai rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Kabupaten Humbahas.

Dengan Perda itu, Dosmar berharap akan mampu membangun budaya pariwisata yang lebih modern dan tanpa mengabaikan kearifan lokal. Sekaligus akan menyumbang pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke kas Pemkab.

Marsono Simamora, Wakil Ketua DPRD Humbahas malah berharap dengan ditetapkannya Danau Toba sebagai destinasi wisata nasional akan membuka peluang usaha baru dan masyarakat harus mempersiapkan mental menjadi pelaku wisata. “Masyarakat harus berperilaku seperti masyarakat Bali dengan tradisi dan budaya menjadi sebuah keunikan sehingga turis betah berlama-lama di Humbahas,” katanya.

Salah satu caranya dengan membenahi infrastruktur jalan yang menghubungkan Bandara Silangit dengan berbagai objek wisata di Humbahas. Misalnya, menuju panorama Sipincur di Kecamatan Paranginan, ke Taman Bunga Nusantara maupun ke Baktiraja dan tembus ke Kecamatan Pollung. Tak kalah penting, adalah transportasi air di wilayah Humbahas dengan kabupaten lain di sekitar pinggiran Danau Toba.

Nelson Lumbantoruan selaku Kabid Pariwisata Humbahas juga melihat perlunya pembangunan homestay oleh warga, pembuatan fasilitas toilet, lokasi parkir dan ATM untuk memudahkan transaksi.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang berkunjung ke Humbahas pada Jumat (23/12) silam pun menyerukan agar masyarakat dan pelaku usaha segera mempersiapkan diri menjadi tuan rumah yang baik. Dia berharap pariwisata bisa menjadi lokomotif untuk mengembangkan berbagai perdagangan domestik.
Tak lupa dia mengingatkan agar masyarakat tetap mempertahankan khas adat istiadat dan kultur budaya sebagai aset yang bisa “dijual.”

“Lihat masyarakat Bali selalu menganggap tamu yang datang sebagai raja yang harus selalu dilayani,” katanya. “Orang Bali itu murah senyum kepada siapa pun termasuk kepada wisatawan,” tambah Enggar. (bersihar lubis/tumpal sijabat/ck 10)

sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/12/28/275420/sambut-wisatawan-dengan-senyuman/