Ketoprak Dor, Seni Tradisi yang Menghibur dan Mendidik

Home / Berita  / Ketoprak Dor, Seni Tradisi yang Menghibur dan Mendidik
Pertunjukan ketoprak dor oleh salah satu kelompok ketoprak dor yang bernaung di komunitas JeDe

Medanbisnisdaily.com-Medan. Sebagai salah satu bentuk teater tradisi, ketoprak dor tidak sekadar pentas seni yang sifatnya menghibur, namun juga ada unsur mendidik di dalamnya. Dalam perkembangannya, seni pertunjukan ini juga menjadi profesi bagi para pegiatnya terutama di komunitas Jawa Deli (JeDe).

Hal itu dikatakan salah seorang pegiat ketoprak dor yang bernaung di komunitas JeDe, Suriyat, pra kelompoknya mementaskan lakon “Berjanji di Tepi Sungai Deli”. Lakon ini mereka pentaskan di perhelatan Jong Batak Arus Festival (JBAF) 2019 yang digagas Rumah Karya Indonesia (RKI). JBAF 2019 berlangsung di Taman Budaya Sumatra Utara, Jalan Perintis Kemerdekaan No 33 Medan, 25-27 Oktober 2019.

“Kita saat menampilkan teater tak lepas dari adat dan budaya, itulah yang kita tuntut. Penonton harus menyerap kebudayaan yang dibungkus dalam seni pertunjukan,” jelas Suriyat.

Ia menjelaskan, sekarang ini sudah banyak anak muda yang tidak mau lagi berpartisipasi dalam melestarikan teater tradisional. Ketoprak dor juga mengalami hal yang sama. Diceritakannya di Komunitas JeDe juga sedikit anak muda yang ikut berpartisipasi. Hal ini, membuat Suriyat dan teman-teman mengalami kesulitan untuk melestarikan budaya tradisional, khususnya Jawa.

“Sebetulnya tugas kita bukan cuma melestarikan, tapi kelak kita harus menyerahkan kebudayaan ini ke anak muda sebagai penerus, kalau tidak ada, ya punah” lanjutnya.

Hal yang sama juga disampaikan Jumadi, rekan main Suriyat di ketoprak dor. Ia mengatakan zaman sekarang anak muda sudah banyak meninggalkan kebudayaan tradisional.

“Jadi jika ada anak muda yang ikut berpartisipasi, meski sedikit, kita harus dukung.”

Dikatakan Junadi, harus ada upaya-upaya penyelamatan kebudayaan tradisional, salah satunya festival pertujukan. Ia mengaku, ketoprak dor punya ruang untuk mengkampayekan kebudayaan kepada peonton melalui pementasan mereka. Ia berharap JBAF konsisten menggangkat tema budaya tradisional supaya anak muda mengenal dan tidak buta

Terkait eksistensi ketoprak dor dan kesenian Jawa lainnya yang menyebar di luar Jawa, pegiat Komunitas JeDe, Yono USU, dalam wawancara dengan medanbisnisdaily.com belum lama ini menjelaskan, kesenian Jawa beradaptasi dengan lingkungan mereka yang baru, termasuk dengan ketoprak dor. Kesenian ini dulunya merupakan media hiburan, bagi perantau Jawa, seiring dengan perkembangannya, kesenian mengalami perubahan dan inovasi-inovasi.