Semangat Anak Muda Berbuah Festival Serampang XII di Bohorok

Home / Berita  / Semangat Anak Muda Berbuah Festival Serampang XII di Bohorok

Medanbisnisdaily.com-Medan. Adakah di antara anak muda zaman ini yang memiliki kepedulian untuk mengangkat dan melestarikan kembali kesenian masa lalu daerah asalnya? Jangan cepat menyimpulkan pertanyaan ini atau semacamnya pasti akan menemu jawab hal yang tak lebih sekadar mimpi.

Chairul Anwar, pemuda asal Desa Empus, Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, yang sudah hampir 16 tahun menetap di Jakarta, bersama timnya membuktikan mereka merupakan barisan anak muda yang peduli untuk mengangkat dan melestarikan kembali kesenian masa lalu daerah asalnya.

Hal itu terungkap di Ruang Pemeran Taman Budaya Sumut, Selasa (16/7/2019), saat Chairul Anwar bersama tim didampingi Kepala Anjungan Sumatera Utara (Sumut) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Tatan Daniel dan koreografer asal Sumut, Syahrial Felani, memaparkan perihal rencana gelaran Bohorok Art Festival dalam bentuk Festival Serampang XII, di Desa Empus, Bohorok, Kabupaten Langkat pada 18 hingga 20 Juli.

Dipaparkan Chairul, dari hobinya melakukan traveling, dirinya sering melihat kegiatan kebudayaan daerah-daerah, seperti Bali dan Jawa dalam berbagai even yang diselenggarakan di daerah tersebut. Hal ini, diakuinya merangsang semangatnya, sehingga berpikir kenapa hal serupa tidak dia lakukan di kampung asalnya.

“Walaupun uang sih nggak ada (tidak banyak-red), tapi saya punya keinginan, cukuplah untuk mengadakan ini. Masa nggak saya buat di kampung saya,” ujarnya.

Chairul pun mengungkapkan, saat ini sudah ada 35 pasang penari-muda/mudi-dari berbagai kabupaten/kota di Sumut mendaftar sebagai peserta Festival Serampang XII, yang diselenggarakan panitia diberi nama Swadaya Masyarakat Bohorok itu.

Ditambahkannya, untuk mengikuti festival berhadiah uang total Rp 35 juta, ditambah trofi dan piagam penghargaan tersebut peserta tidak dikutip biaya pendaftaran. Biaya makan dan penginapan peserta ditanggung panitia.

Syahrial Felani yang biasa disapa Mak Yal menambahkan, perlu adanya kemauan politik dari para pimpinan daerah beserta jajarannya dalam mendukung upaya pelestarian budaya dan seni daerah, apalagi terhadap Serampang XII yang oleh Presiden Soekarno pada awal tahun 50-an telah dicanangkan menjadi tari nasional.

“Kalau para pimpinan daerah di Sumut punya kemauan mengharuskan tari Serampang XII dipergelarkan dalam setiap kegiatan seremonial di kantor-kantor sejajarannya, tentunya upaya mengangkat dan melestarikan kembali tarian itu akan memperoleh hasil sebagaimana diharapkan sesuai keberadaannya sebagai tari nasional,” tegas Mak Yal.

Menurut Tatan Daniel, menarik sekali ketika seseorang Chairul Anwar, anak muda dari Bohorok, melontarkan gagasan menyelenggarakan perhelatan budaya Bohorok Art Festival dengan materi utama Festival Serampang XII atau dalam istilah lain mereka menyebutnya Hari Raya Kampung Bohorok. Menurutnya, sekarang mulai muncul fenomena masyarakat lokal menyelenggarakan festival budaya setempat tanpa harus bergantung pada pemerintah, karena kadang-kadang pemerintah juga tidak sempat memikirkan hal itu.

“Ketika Bung Karno dulu berkunjung ke Medan tahun 50-an awal, yang disajikan tarian Serampang XII. Beliau terpesona dengan tarian itu, lalu dicanangkan menjadi tarian nasional. Salah satu koreografernya, Sauti, diundang ke Jakarta lalu mengajarkan tari itu di banyak sanggar di Jakarta. Tidak hanya sampai di situ, lalu diajarkan di semua sekolah mulai dari Aceh sampai Maluku,” papar Tatan dan mengingatkan pentingnya upaya mengangkat dan melestarikan kembali Serampang XII.

Sebagai tambahan informasi, serangkaian dengan Bohorok Art Festival itu juga digelar karnaval peserta pada upacara pembukaan danpameran berbagai makanan hasil olahan masyarakat setempat selama acara berlangsung.

 

Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/news/online/read/2019/07/17/80859/semangat_anak_muda_berbuah_festival_serampang_xii_di_bohorok/